Jumat, 09 Maret 2012

Melindungi Diri Dari Virus Masyarakat

 Allah subhanahu wata'ala telah berfirman dalam kitabNya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
(artinya) : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (at tahrim : 6)


Manusia adalah makhluk sosial, yang mana dia membutuhkan interaksi dengan yang lainnya. Di tengah kehidupan bermasyarakatnya, tentunya dia akan menjumpai berbagai macam tipe manusia. Ada yang baik sifatnya dan ada pula yang jelek. Jika dia mendapati teman yang baik, maka dia telah beruntung. Namun jika dia mendapatkan teman yang buruk, maka sungguh merupakan kerugian baginya. Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِى مُوسَى عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً ».

(artinya) : permisalan teman yang baik dan teman yang jelek seperti pembawa minyak wangi dan tukang las. Adapun pembawa minyak wangi, mungkin dia akan memberimu, dan mungkin kamu bisa membeli darinya, dan mungkin kamu akan mendapati darinya bau yang harum. Adapun tukang las, ada kalanya dia akan membakar bajumu, dan mungkin juga kamu akan mendapati darinya bau yang busuk. (HR. Al bukhori no.5534 dan Muslim no. 6860 dari abu musa)

Teman yang baik tentunya akan membawa kepada kebaikan pula, sedangkan teman yang jelek akan membawa kepada kejelekan. Sehingga penting bagi kita untuk memilah milih dalam berteman. Tidak setiap orang yang temui kita jadikan dia sebagai teman. Dan sebaik-baik teman adalah yang bisa membawa kita untuk semakin mendekatkan diri kita kepada Allah subhanahu wata'ala.

Dalam kehidupan bersama masyarakat, peranan teman yang baik sangat dibutuhkan. Terlebih lagi di zaman sekarang ini, yang mana keburukan sudah tersebar diberbagai pelosok. Seorang yang memiliki teman yang baik, dia akan lebih terjaga dirinya dan juga keluarganya dari virus yang ada di masyarakat.

Virus masyarakat yang dimaksudkan disini adalah hal-hal yang bertentangan dengan syariat islam apapun bentuknya.  Dan semakin hari, semakin bertambah pula virus yang ada di masyarakat. Mulai dari hal yang kecil saja seperti tata cara berpakaian,makan, dan yang lainnya, sudah terkena virus. Maka terlebih lagi hal-hal yang lebih besar dari pada itu.

Virus-virus yang ada dalam masyarakat sumbernya adalah dari iblis la’natullah ‘alaihi. Dimana dia telah bersumpah di hadapan Allah subhanahu wata'ala untuk menyesatkan anak keturunan Adam ‘alahis salam. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83)

(artinya) : Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka. (shod : 82-83)

Dan di dalam ayat yang lain Allah subhanahu wata'ala berfirman:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)
(artinya) : Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum  saya dengan kesesatan, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (Al A’rof : 16-17)

Shahabat yang mulia Ibnu Abbas, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan iblis akan mendatangi dari depan mereka yakni dengan menjadikan mereka ragu terhadap akhiratnya. Adapun yang dimaksud bahwa iblis akan mendatangi mereka dari belakang mereka yakni dengan menjadikan mereka senang terhadap dunia. Dan yang dimaksud dengan mendatangi mereka dari arah kanan mereka yakni dengan membuat syubhat terhadap agama mereka. Dan yang dimaksud dengan mendatangi mereka dari arah kiri yakni dengan membuat mereka senang terhadap kemaksiatan.

Maka dari sini kita mengetahui bahwa iblis la’natullah ‘alaihi benar-benar akan berusaha untuk menyesatkan manusia dari berbagai jalan. Sehingga kita dapati berbagai macam virus menyebar di masyarakat, baik itu kemaksiatan, kebid’ahan, kesyirikan serta kekufuran. Dan tidak sedikit pula orang yang sudah terjatuh kedalamnya. Bahkan ada diantara mereka yang keluar dari agama islam karena virus tersebut. Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا ».

(artinya) : bersegeralah kalian untuk beramal, sebelum datang fitnah-fitnah yang seperti potongan gelapnya malam. (karena dahsyatnya fitnah tersebut) sehingga di pagi hari seorang itu mukmin, dan di sore harinya sudah kafir. Dan (adapula) yang di sore hari dia mukmin, lalu di pagi harinya dia kafir. (hal ini disebabkan) karena dia menjual agamanya dengan segelintir dari dunia. (HR. Muslim no. 328 dari abu hurairoh)

Kemudian, ada diantara mereka pula yang akalnya sudah dirusak oleh virus yang ditebarkan oleh iblis la’natullah ‘alahi dan bala tentaranya. Sehingga kita dapati mereka melakukan hal-hal yang aneh yang tidak masuk akal. Diantara contohnya adalah ada diantara mereka yang berdoa dan meminta sesuatu kepada kuburan, pohon, batu atau yang semisalnya. Padahal akal yang sehat tentunya mengetahui bahwa kuburan, batu, pohon atau yang semisalnya  tidaklah mungkin bisa mengabulkan apa yang mereka minta. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ (14)

(artinya) : Jika kamu (berdoa) menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat mengabulkan permintaanmu. (Fathir :14)

Dan diantara virus yang sering menyebar dimasyarakat adalah adanya sebagian orang yang menyangka bahwa orang yang sudah bersyahadat la ilaha illallah wa anna muhammadan rosulullah, dia telah mendapat jaminan untuk masuk kedalam surga. Sehingga dia tidak lagi melakukan amalan-amalan ibadah, seperti sholat, puasa, dan yang lainnya.  Bahkan ada sebagian mereka yang terang-terangan melakukan kemaksiatan dengan berbagai jenisnya. Ini jelas merupakan kekeliruan. La ilaha illallah memang merupakan kunci surga, akan tetapi bukankah setiap kunci ada geriginya? Maka konsekuensi dari la ilaha illallah adalah geriginya. Sehingga tidak cukup bagi seorang hanya mengucapkannya saja, tapi perlu baginya mengamalkan kandungannya.

Dan disana ada pula yang sebaliknya, mereka beranggapan bahwa pelaku dosa besar (yang dibawah syirik dan kufur) dia telah batal syahadatnya (kufur/keluar dari islam), sehingga berhak untuk diperangi. Sehingga tidak heran jika mereka melakukan berbagai upaya untuk memerangi orang muslim yang telah batal syahadatnya menurut mereka. Mereka melakukan aksi pengeboman di berbagai tempat, bahkan ada yang mengebom masjid. Tidak sedikit pula mereka yang merampas harta kaum muslimin dengan anggapan halal harta mereka untuk diambil. Sungguh telah rusak akal dan pikiran mereka disebabkan virus yang ditebarkan oleh iblis la’natullah ‘alaihi dan bala tentaranya. Kita berlindung kepada Allah subhanahu wata'ala dari hal yang demikian.

Yang benar dalam hal ini adalah bahwasanya pelaku dosa besar (yang dibawah syirik dan kufur) tidak dihukumi dengan kekufuran hanya karena semata-mata dia melakukan dosa besar. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (9) إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (10)
(artinya) : Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai mau kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah mau, damaikanlah antara keduanya dengan keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (al hujurot : 9-10) perhatikanlah, memerangi kaum mukminin termasuk dari dosa besar. Namun dalam ayat ini Allah subhanahu wata'ala tidak menghukuminya dengan kekufuran, bahkan masih menyebutnya sebagai saudara kaum mukminin. Ini menunjukan bahwa pelaku dosa besar tidak dihukumi dengan kekufuran dengan sebab dosa besar yang dilakukannya.

Adapun hukum diakhirat nanti, pelaku dosa besar berada dibawah kehendak Allah subhanahu wata'ala. Jika Allah subhanahu wata'ala menghendaki untuk mengampuninya, maka dia akan diampuni dan dimasukan kedalam surga. Dan jika Allah subhanahu wata'ala menghendaki untuk mengadzabnya, maka dia akan dimasukan kedalam neraka, baru kemudian nantinya dia dimasukan kedalam surga.

Di sisi lain, virus yang menyebar di tengah masyarakat justru berupa hal yang dianggap baik. Sebagai contohnya adalah berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram. Bagi sebagian orang hal tersebut adalah suatu kebaikan, bahkan kalau tidak dilakukan justru merupakan hal yang tercela. Namun hal ini pada hakekatnya merupakan hal yang bertentangan dengan syariat islam. Dan Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam sama sekali tidak pernah berjabat tangan dengan lawan jenisnya yang bukan mahramnya. Aisyah pernah berkata:
وَاللَّهِ مَا مَسَّتْ يَدُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ
(artinya) : demi Allah, tidaklah pernah tangan Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam menyentuh tangan seorang wanita (yang bukan mahram)(HR. Al Bukhori no. 5288 dan Muslim no.4941 dari Aisyah)

Contoh yang lainnya adalah mendengarkan musik. Sebagian orang menganggap bahwa mendengarkan musik hukumnya boleh-boleh saja. Sehingga ada diantara mereka yang memutar musik di rumah-rumah mereka, di jalan-jalan, di angkutan umum, bahkan di masjid-masjid. Dan juga ada sebagian mereka yang menjadikannya sebagai sarana dakwah, sehingga mereka sebut sebagai musik islami. Mereka menganggap memutar musik adalah merupakan suatu kebaikan. Oleh karena itu, tidak sedikit dari kaum muslimin yang mereka gemar mendengarkan musik. Inilah virus yang telah menyerang hati-hati kaum muslimin. Mereka lebih senang dengan musik daripada Al Quran. Hari-hari mereka diliputi dengan musik, baik ketika di rumah, di jalan, di kantor, dan yang lainnya.

Allah subhanahu wata'ala telah berfirman menjelaskan haramnya musik, sebagaimana dalam firmanNya:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (6)
(artinya) : Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna (musik) untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (luqman:6)

Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam juga bersabda:
أَبُو عَامِرٍ ، أَوْ أَبُو مَالِكٍ - الأَشْعَرِيُّ وَاللَّهِ مَا كَذَبَنِي سَمِعَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
(artinya) : akan ada diantara umatku suatu kaum yang mereka menghalalkan perzinaan, dan sutera, dan khomr, dan juga alat-alat musik. (HR. Al Bukhori no. 5590 dari Abu ‘Amir  atau Abu Malik Al Asy’ary)

Dan disana masih banyak lagi tentunya virus yang menyebar ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu hendaklah kita senantiasa waspada dan berhati-hati dari virus yang disebarkan oleh iblis la’natullah ‘alaihi dan bala tentaranya. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (112)
(artinya) : Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Robbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (Al An’am :112)

Semakin hari, semakin bertambah pula virus yang menyebar. Bukan hanya orang dewasa saja yang terkena bahkan anak-anak kecil juga terkena dampaknya. Disadari ataupun tidak, seorang terkadang terkena dari virus tersebut. Sehingga nampak darinya sesuatu yang menyelisihi syariat. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi kita untuk selalu membentengi diri-diri kita dan juga keluarga kita dari virus masyarakat tersebut. Dan diantara jalannya adalah dengan kembali kepada bimbingan agama yang shohih, yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah dengan pemahaman salafus sholih.

Dan sebagai penutup, kita ingatkan dengan firman Allah subhanahu wata'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (8)

(artinya) : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (At Tahrim :8)

Maka hendaklah kita senantiasa mengoreksi diri-diri kita. Dan kita bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala dari kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan. Mudah-mudahan Allah subhanahu wata'ala menjadikan kita termasuk hamba-hambaNya yang diridhoiNya. Wallahu a’lam.


penulis : Abu Ali Banyumas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar