Jumat, 10 Februari 2012

Menghidupkan Malam Dengan Ibadah


Matahari mulai tenggelam. Malam pun datang menggantikan siang. Itulah diantara tanda kekuasaan Allah subhanahu wata'ala, seperti dalam firmanNya :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190)
(yang artinya) : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Al Imron :190)

Tatkala malam datang, syaithon-syaithon pun mulai bertebaran. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam :

جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ - أَوْ أَمْسَيْتُمْ - فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا

(yang artinya) : jika telah datang gelapnya malam atau sore hari (mendekati maghrib), maka tahanlah anak-anak kecil kalian (untuk tetap dirumah), karena syaithon-syaithon menyebar ketika itu. Dan apabila telah berlalu awal malam tersebut, maka biarkan mereka (untuk keluar). Dan hendaknya kalian menutup pintu-pintu, dan sebutlah nama Allah subhanahu wata'ala, karena sesungguhnya syaithon tidak mampu membuka pintu yang tertutup. (HR. Al Bukhori no. 3304 dan Muslim no. 5368 dari Jabir bin Abdillah)

Malam hari merupakan waktu dimana para syaihton berkeliaran, sehingga kita dapati berbagai macam kejahatan terjadi di malam hari. Oleh karena itu Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam menasehatkan kepada ummatnya untuk senantiasa menjaga dzikir pagi dan petang. Yang mana hal tersebut merupakan salah satu dari bentuk meminta penjagaan di waktu malam. Diantara dzikir (doa) yang Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam tuntunkan adalah

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ». قَالَ أُرَاهُ قَالَ فِيهِنَّ « لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِى هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِى هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِى النَّارِ وَعَذَابٍ فِى الْقَبْرِ ». وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ ذَلِكَ أَيْضًا « أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ ».  

( artinya) : kami masuk waktu sore, dan kekuasaan hanya milik Allah subhanahu wata'ala, dan segala puji bagi Allah subhanahu wata'ala, tidak ada sesembahan yang haq selain Allah subhanahu wata'ala semata dan tidak ada sekutu bagiNya.
Berkata ibnu mas’ud : aku melihat beliau juga mengucapkan : bagiNya kekuasaan, dan bagiNya segala pujian, dan Dialah yang maha mampu atas segala sesuatu. Wahai Robbku aku meminta kepadamu kebaikan yang ada dimalam ini dan kebaikan setelahnya. Dan aku berlindung kepadaMu dari keburukan yang ada dimalam ini dan dari keburukan yang setelahnya. Wahai Robbku aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan jeleknya masa tua. Wahai Robbku aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka dan siksa kubur.
Dan apabila di waktu pagi beliau juga mengucapkan dzikir ini dengan membaca (yang artinya) : kami masuk waktu pagi, dan seterusnya. (HR. Muslim no. 7083 dari Ibnu Mas’ud)
Bagi sebagian orang, malam merupakan waktu untuk bersenang-senang. Sehingga kita dapati mereka begadang menghabiskan malam dengan hal-hal yang sia-sia. Ada diantara mereka yang jalan kesana kemari tanpa ada tujuan yang jelas, ada yang keliling kota, ada yang nongkrong dijembatan sambil mendendangkan musik, dan lain sebagainya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang melakukan berbagai hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wata'ala, seperti berjudi, minum khomr, dan yang lainnya.

Disisi lain, ada pula sebagian orang yang mereka masih sibuk mencari harta di waktu malam. Padahal siang harinya telah dia habiskan untuk mencarinya. Orang yang semacam ini tentunya dia lalai dari mengingat akhirat, sehingga dia tidak lagi memikirkan masalah ibadah. Yang terpenting baginya adalah bagaimana cara mendapatkan harta sebanyak-banyaknya. Bahkan terkadang dia tidak peduli apakah usahanya halal atau tidak, yang penting dia mendapatkan hasil darinya. Oleh karena itu pula dia curahkan waktunya siang dan malam untuk mencari dan mendapatkannya.

Dia tidak ingat bahwa dirinya nanti akan meninggalkan dunia ini beserta apa yang telah dia kumpulkan. Tidak ada bekal yang bisa dia bawa melainkan apa yang telah dia amalkan dari kebaikan. Dan Allah subhanahu wata'ala telah mengingatkan hamba-hambaNya dengan firmanNya:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)
(artinya) : Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (hud : 15-16)

Namun bukan berarti tidak dibolehkan untuk mencari rizki di malam hari. Hukum asalnya boleh, hanya saja jangan sampai dia lupa dengan ibadah kepada Allah subhanahu wata'ala. Pergunakanlah waktu sebaik mungkin untuk bekerja dan beribadah. 

Inilah diantara gambaran kegiatan sebagian orang di malam hari, dan tentunya masih banyak lagi yang lainnya. Masing-masing orang memiliki kegiatan sendiri-sendiri, yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Lalu apa yang dilakukan oleh Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam di malam hari? Hudzaifah ibnul Yaman pernah mengkisahkan dirinya bersama Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam pada suatu malam.

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ لَيْلَةٍ فَافْتَتَحَ الْبَقَرَةَ فَقُلْتُ يَرْكَعُ عِنْدَ الْمِائَةِ. ثُمَّ مَضَى فَقُلْتُ يُصَلِّى بِهَا فِى رَكْعَةٍ فَمَضَى فَقُلْتُ يَرْكَعُ بِهَا. ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسَاءَ فَقَرَأَهَا ثُمَّ افْتَتَحَ آلَ عِمْرَانَ فَقَرَأَهَا يَقْرَأُ مُتَرَسِّلاً إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيهَا تَسْبِيحٌ سَبَّحَ وَإِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ وَإِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ ثُمَّ رَكَعَ فَجَعَلَ يَقُولُ « سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ ». فَكَانَ رُكُوعُهُ نَحْوًا مِنْ قِيَامِهِ ثُمَّ قَالَ « سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ». ثُمَّ قَامَ طَوِيلاً قَرِيبًا مِمَّا رَكَعَ ثُمَّ سَجَدَ فَقَالَ « سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى ». فَكَانَ سُجُودُهُ قَرِيبًا مِنْ قِيَامِهِ. قَالَ وَفِى حَدِيثِ جَرِيرٍ مِنَ الزِّيَادَةِ فَقَالَ « سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ ». (رواه مسلم)

Dari Hudzaifah berkata : aku sholat bersama Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Maka Beliau shollallahu 'alaihi wasallam pun mulai membaca surat Al baqoroh. Hudzaifah berkata dalam hatinya : beliau akan akan ruku pada saat sudah membaca seratus ayat. Kemudian berlalulah seratus ayat tersebut (dan beliau belum ruku). Maka hudzaifah (dalam hati) berkata lagi : beliau akan membacanya dalam satu rokaat, lalu ruku’. Setelah itu berlalu lagi, dan beliau belum ruku’. Beliau bahkan mulai membaca surat an nisa’, kemudian setelah selesai beliau lanjutkan dengan surat al imron. Beliau membacanya  dengan bacaan yang bagus. Apabila beliau melewati ayat yang padanya ada anjuran untuk bertasbih, maka beliau pun bertasbih. Dan jika beliau melewati ayat yang ada anjuran untuk meminta, maka beliau pun meminta. Lalu apabila beliau melewati ayat yang padanya ada anjuran untuk berlindung diri, maka beliau pun berlindung. Kemudian beliau ruku’ dan membaca (yang artinya) : maha suci Robbku yang maha agung. Dan adalah ruku’nya beliau hampir sama lamanya dengan berdirinya beliau. Lalu beliau pun bangkit dan membaca (yang artinya) : Allah maha mendengar terhadap orang-orang yang memujiNya. Setelah itu beliau berdiri lama, kurang lebih lamanya sama dengan ruku’nya beliau. Kemudian beliau sujud seraya membaca (yang artinya) : maha suci Robbku yang maha tinggi. Dan sujudnya beliau hampir sama lamanya dengan berdirinya beliau. . Berkata (rowi) : dan dalam hadits  Jarir ada tambahan : beliau membaca (yang artinya) : Allah maha mendengar terhadap orang-orang yang memujiNya. Wahai Robb kami bagiMu-lah segala pujian. (HR. Muslim no. 1850)

Inilah diantara kegiatan Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam di waktu malam. Beliau menghidupkan malamnya untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala. Padahal beliau adalah orang yang telah dijamin oleh Allah subhanahu wata'ala untuk masuk ke dalam surga. Namun walaupun demikian, beliau tidak bersantai-santai dalam beribadah, bahkan beliau semakin bersungguh-sungguh dalam beribadah.

عَنْ عَائِشَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ، أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللهِ وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا
Dari Aisyah bahwasanya Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam biasa sholat malam sampai pecah-pecah telapak kakinya. Maka Aisyah berkata kepadanya : kenapa engkau melakukannya wahai Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam, sungguh Allah subhanahu wata'ala telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Beliau menjawab : tidakkah aku senang untuk menjadi hamba yang bersyukur. (HR. Al Bukhori no.4837)

Maka sudah sepantasnya bagi kita untuk mencontoh Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam, karena beliau adalah suri tauladan yang terbaik bagi umatnya. Allah subhanahu wata'ala berfirman tentang beliau :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
(artinya) : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab : 21)

Namun perlu diperhatikan pula, bahwa dalam melaksanakan ibadah haruslah sesuai dengan tuntunan Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Jangan sampai dia terlalu berlebihan dalam beribadah, dan jangan pula terlalu meremehkan. Terkadang seorang, karena semangatnya untuk beribadah, dia menghabiskan malamnya untuk beribadah. Sehingga pagi harinya dia lelah, dan malas untuk beraktifitas. Atau sebaliknya, ada pula seorang yang malas untuk beribadah di malam hari, sehingga dia habiskan malamnya untuk hal-hal yang sia-sia atau yang lainnya.

أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، يَقُولُ جَاءَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا فَقَالُوا وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَحَدُهُمْ أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ ، وَلاَ أُفْطِرُ وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلاَ أَتَزَوَّجُ أَبَدًا فَجَاءَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي.  (رواه الخاري ومسلم)

Dari Anas Bin Malik beliau berkata : datang kepada istri-istri Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam tiga orang untuk menanyakan tentang ibadah Nabi shollallahu 'alaihi wasallam. Maka tatkala mereka telah diberitahu, seakan-akan mereka menganggap bahwa ibadah Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam itu sedikit. Lalu mereka mengatakan : dimana kita dibandingkan dengan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam? Sungguh beliau telah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Salah seorang mereka berkata : adapun saya, maka saya akan sholat malam terus menerus (yakni tidak akan tidur), dan yang lainnya lagi menyatakan : saya akan berpuasa terus selamanya dan tidak akan berbuka (yakni akan berpuasa setiap harinya). Dan saya tidak akan menikah selamanya (yakni akan fokus beribadah setiap harinya) kata orang yang ketiga. Lalu datanglah Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Beliau mengatakan : apakah kalian yang telah mengatakan seperti ini dan itu? Demi Allah sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut kepada Allah subhanahu wata'ala dan yang paling bertakwa diantara kalian. Akan tetapi saya berpuasa dan berbuka, saya sholat dan saya juga tidur, dan saya juga menikahi wanita. Barangsiapa yang benci dengan sunnahku, maka dia bukan dari golonganku. (HR. Al Bukhori no. 5063 dan Muslim no. 3469 dari Anas bin Malik)

Hadits yang mulia ini sangat jelas, menunjukan kepada kita tentang dilarangnya ibadah yang berlebih-lebihan. Walaupun hukum asalnya ibadah yang dia lakukan itu dibolehkan, namun apabila sampai berlebihan dalam mengerjakannya maka menjadi dilarang. Maka terlebih lagi ibadah yang tidak ada contohnya dari Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam.

Kemudian, jangan dipahami pula bahwa ibadah di malam hari hanya sebatas melakukan qiyamul lail (sholat malam) saja. Bahkan ibadah-ibadah yang bisa dilakukan di malam hari itu sangat banyak. Seperti diantaranya adalah membaca Al Quran, berdoa, menuntut ilmu, mengajarkan ilmu, bershodaqoh, dan yang lainnya.

Diantara yang hal menunjukan hal tersebut adalah firman Allah subhanahu wata'ala :

لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ (113) يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ (114)
(artinya) : Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sholat). Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera untuk (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (AL Imron : 113-114).


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ »  رواه البخاري و مسلم
Dan dari Abu Hurairoh bahwa Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda : Robb kita turun ke langit dunia pada setiap malamnya pada saat sepertiga malam yang terakhir. Dia (Allah) mengatakan : barangsiapa yang berdoa kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepadaKu niscaya akan Aku berikan (yang diminta), dan barangsiapa yang meminta ampun kepadaKu niscaya akan Aku ampuni. (HR. Al Bukhori no. 7494 dan Muslim no. 1808 dari Abu Hurairoh).

أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ قَالَ صَلَّى بِنَا النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم الْعِشَاءَ فِي آخِرِ حَيَاتِهِ فَلَمَّا سَلَّمَ قَامَ فَقَالَ أَرَأَيْتَكُمْ لَيْلَتَكُمْ هَذِهِ فَإِنَّ رَأْسَ مِئَةِ سَنَةٍ مِنْهَا لاَ يَبْقَى مِمَّنْ هُوَ عَلَى ظَهْرِ الأَرْضِ أَحَدٌ. (رواه لبخاري و مسلم)

Bahwasanya Abdullah bin umar berkata : Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat isya bersama kami (para shahabatnya) di akhir-akhir hidupnya. Setelah salam beliau berkata kepada para shahabatnya : tidakkah kalian perhatikan malam kalian ini? Sesungguhnya pada penghujung seratus tahun yang akan datang, tidak akan tersisa yang sekarang hidup di muka bumi ini seorang pun. (HR. Al Bukhori no. 116 dan Muslim no.6642 dari Abdullah bin Umar )

Diantara faidah yang bisa kita petik dari hadits ini adalah bahwasanya Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam menyampaikan ilmu di malam hari. Dan ini menunjukan pula atas semangat Nabi shollallahu 'alaihi wasallam untuk memberikan ilmu kepada para shahabatnya.

Semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan taufiq kepada kita semua untuk menghidupkan malam dengan ibadah kepadaNya. Karena sesungguhnya kita diciptakan oleh Allah subhanahu wata'ala adalah hanya untuk beribadah kepadaNya. Dan semoga Allah subhanahu wata'ala melindungi kita dari berbagai keburukan yang ada di waktu malam. Wallahu a’lam.

penulis : Abu Ali Banyumas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar