Kamis, 24 November 2011

kehidupan setelah kematian


Kehidupan dunia adalah kehidupan yang sementara. Seorang yang tinggal didunia ini ibaratnya seperti seorang yang sedang singgah disuatu tempat dan dia akan kembali ketempat dia berasal. Maka tidak sepantasnya bagi kita untuk hanya memikirkan kehidupan dunia saja, akan tetapi kita juga harus memikirkan kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti. Oleh karena itu hendaknya setiap dari kita menyiapkan perbekalan yang akan kita bawa untuk menuju kehidupan akhirat kelak agar kita termasuk dari orang – orang yang beruntung. Namun sangat disayangkan, banyak orang yang tertipu dengan kehidupan dunia ini. Mereka menyangka bahwa kehidupan itu hanya di dunia saja, sehingga mereka pun tidak memikirkan kecuali untuk dunia saja. Mereka menjalani kehidupan dunia ini sesuai dengan hawa nafsu mereka. Mereka sudah tidak lagi memperhatikan tentang norma-norma agama. Maka banyak kita dapati disekitar kita orang-orang yang mereka gemar melakukan kemaksiatan, bahkan tidak sedikit dari mereka yang melakukan kesyirikan dalam keadaan mereka tidak menyadarinya. Allahul musta'an.
Allah ta'ala telah menjadikan dunia ini sebagai tempat ujian dan tempat beramal bagi hamba-hambanya. Barangsiapa yang melakukan kebaikan didunia ini maka dia akan mendapatkan balasannya di akhirat nanti dan begitu pula sebaliknya, barang siapa yang melakukan amalan yang jelek maka dia akan merasakan balasan dari apa yang dia perbuat di dunia ini. Allah ta'ala telah berfirman dalam ayatnya yang mulia :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Al Zalzalah : 7-8)
Oleh karena itu hendakanya kita menyiapkan diri kita untuk menyongsong masa depan yang gemilang di akhirat nanti dengan banyak melakukan kebaikan dan meninggalkan kejelekan. Janganlah keindahan dunia ini memperdaya kita sehingga kita melupakan tempat kembali kita. Kita hidup didunia ini hanya beberapa saat saja.  Allah ta'ala telah menetapkan bahwa setiap jiwa pasti akan merasakan yang namanya kematian. Allah ta'ala berfriman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (185)
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Al 'Imron : 185)
Berkata ibnu katsir dalam tafsirnya : Allah ta'ala mengkhabarkan dengan pengkhabaran yang umum yang mencakup seluruh makhluk bahwasanya setiap jiwa akan merasakan kematian. Hal ini mirip dengan firman Allah ta'ala :
{ كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ . وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ }
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Ar Rohman : 26-27)
Maka dialah Allah ta'ala saja dzat yang maha hidup yang tidak akan mati, sedangkan manusia dan jin mereka akan mati seluruhnya. Dan demikian pula para malaikat dan para pembawa 'arsy. Sedangkan yang bersendirian dengan kekekalan adalah dzat yang maha esa dan maha menguasai. Maka akhirnya adalah sebagaimana awalnya (yakni bahwasanya seluruh makhluk akan kembali menjadi tidak ada sebagaimana awalnya adalah tidak ada).
Maka dalam ayat ini terdapat hiburan bagi seluruh manusia, karena sesungguhnya tidak ada yang tinggal di muka bumi ini kecualil dia akan mati. Maka apabila waktunya telah habis, dan nutfah yang Allah ta'ala takdirkan adanya dari tulang punggung Adam telah selesai (perjalanannya) dan makhluk telah habis, Allah ta'ala tegakkan hari kiamat dan seluruh makhluk akan dibalas amalannya yang bagus ataupun yang jelek, yang banyak atau yang sedikit, yang besar atau yang kecil, dan tidak akan terdholimi seorang pun walaupun seberat dzaroh (benda yang sangat kecil). Oleh karena itulah Allah ta'ala berfirman :  
 وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. (Al 'Imron : 185)
Seorang yang telah meninggalkan dunia bukan berarti telah selesai perjalanannya, akan tetapi dia masih akan melewati beberapa alam lagi sehingga dia berakhir dinegeri akhirat yaitu di surga atau di neraka. Oleh karena itu sudah sepantasnya bagi kita untuk banyak mempersiapkan bekal yang akan kita bawa untuk menempuh kehidupan setelah kematian. Dan sebaik-baik bekal adalah ketakwaan, sebagaimana Allah ta'ala sebutkan dalam firmannya :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ (197) 
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Al Baqoroh : 197)
Rosulullah sholallahu 'alaihi wa sallam juga telah mengingatkan umatnya akan bahayanya fitnah dunia yang bisa melalaikan seorang dari negeri akhirat, sehingga dia akan terus mengejar dunia dan melupakan hari penghitungan amalan. Rosulullah sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhori dan muslim dari shahabat 'Amr bin 'Auf :
فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُلْهِيَكُمْ كَمَا أَلْهَتْهُمْ
Demi Allah bukan kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi aku mengkhawatirkan akan dibentangkan atas kalian dunia sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian, maka kalian akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya sebagaimana mereka telah berlomba-lomba untuk mendapatkannya, sehingga dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana dunia itu telah menghancurkan mereka.
Berkata ibnu baththol sebagaimana telah dinukil oleh al hafidz ibnu hajar dalam kitabnya fathul bari, beliau menyatakan : dalam hadits ini terdapat faidah yaitu bahwasanya sepantasnya bagi siapa saja yang dibukakan atasnya perhiasan dunia untuk berhati-hati dari buruknya akibat yang ditimbulkannya dan jeleknya fitnah yang ada padanya. Maka janganlah dia merasa tenang dengan perhiasannya dunia dan janganlah dia berlomba untuk mendapatkannya. Dan hadits ini juga merupakan dalil bahwasanya fakir itu lebih afdhol (utama) daripada kaya, hal ini dikarenakan fitnah dunia itu digandengkan dengan kekayaan, dan kekayaan merupakan tempat terjadinya fitnah yang akan mengantarkan kepada kebinasaan jiwa, sedangkan kefakiran aman dari hal tersebut.
Rosulullah sholallahu 'alaihi wa sallam dalam riwayat lain juga menjelaskan bahwasanya dunia ini tidak berharga disisi Allah ta'ala, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh At tirmidzi dari shohabat sahl bin sa'd :
لَوْ كَانَتْ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
Kalaulah dunia itu sepadan disisi Allah ta'ala dengan sayap nyamuk maka Allah ta'ala tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk air pun.
Dalam hadits ini Rosulullah sholallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa sanya dunia itu beserta dengan seluruh yang ada padanya tidak senilai dengan sayap seekor nyamuk pun. Maka dari sini kita mengetahui bahwasanya dunia itu adalah hina disisi Allah ta'ala, oleh karena itu tidaklah pantas bagi kita untuk menjadi hamba dunia, akan tetapi hendaknya kita menjadi hamba Allah ta'ala yang tunduk terhadap perintah-perintahnya. Allah ta'ala telah menjanjikan bagi hambanya yang beriman dan beramal sholih dengan jannah (surga) yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Allah ta'ala berfirman :  
وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيلًا (57)
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. (An Nisa' : 57)
Allah ta'ala menjelaskan dalam ayat yang lain tentang sungai yang disurga :
فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آَسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى (15)
di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring.(Muhammad : 15)
kenikmatan yang ada di dunia ini tidaklah sebanding dengan kenikmatan yang ada di akhirat. Begitu pula adzab yang ada padanya tidak setara dengan adzab yang ada di neraka. Maka alangkah meruginya orang-orang yang mereka hanya mengharapkan kehidupan dunia saja, padahal mereka tidak akan tinggal didunia ini untuk selamanya. Tatkala ajal menjemput mereka, dunia yang selama ini mereka kumpulkan akan mereka tinggalkan begitu saja. Harta yang melimpah dan keluarga yang banyak tidak bisa menemani mereka di alam kuburnya, dan yang tersisa untuk menemaninya adalah amalan yang mereka kerjakan di dunia. Rosulullah sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh al bukhori dan muslim dari shohabat anas bin malik :
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
ada tiga hal yang mengikuti mayyit, keluarganya, hartanya dan amalannya. Maka akan kembali dua hal dan tinggal bersamanya satu hal. Yang mengikutinya adalah keluarganya, hartanya dan amalannya. Maka keluarganya dan hartanya akan kembali dan tertinggal bersamanya amalannya.
Apabila amalan yang mereka kerjakan baik maka mereka akan ditemani oleh teman yang baik, dan begitu pula sebaliknya jika amalan mereka jelek maka mereka akan ditemani oleh teman yang jelek pula. Oleh karena itu, hendaknya kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi hari setelah kematian, yaitu dengan memperbanyak amalan sholih karena itu adalah bekal yang akan bermanfaat bagi kita.
Seorang yang telah meninggal dia akan masuk kealam kubur, bagaimanapun keadaan dia meninggal, baik dia meninggal kemudian jasadnya di kubur atau dia meninggal dan jasadnya tidak di kubur. Dan tatkala seorang telah masuk kealam kubur dia tidak akan bisa lagi kembali kealam dunia. Adapun anggapan sebagian orang bahwasanya orang yang telah meninggal ruhnya bisa kembali kedunia untuk menemui keluarganya, maka ini adalah anggapan yang keliru. Ruh yang datang menemui keluarga orang yang telah meninggal sebenarnya adalah jin yang berubah menyerupai orang yang meninggal tersebut. Sedangkan ruh orang yang meninggal dia akan ada dialam kubur hingga hari kiamat. Maka dari sini kita juga mengetahui bahwasanya pengakuan seorang yang mengaku bisa memanggil ruh orang yang telah meninggal adalah pengakuan yang dusta, kalaupun dia bisa mendatangkan, maka yang didatangkan bukanlah ruh orang yang telah meninggal akan tetapi itu adalah jin yang menyerupai dengan orang yang meninggal tersebut. Oleh karena itu janganlah kita tertipu dari mereka.
Kemudian orang yang telah masuk kealam kubur dia akan mendapatkan fitnah kubur yaitu berupa pertanyaan dua malaikat tentang siapa robb mereka dan siapa rosul mereka serta apa agama mereka. maka apabila orang tersebut adalah orang yang beriman maka dia akan mampu menjawab pertanyaan tersebut. Sedangkan apabila orang tersebut adalah orang yang kafir maka dia tidak akan mampu menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dikarenakan Allah ta'ala mengokohkan hati orang yang beriman ketika dia di tanya oleh malaikat, sebagaimana dalam firmannya:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ (27)
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (ibrohim : 27)
al imam al bukhori meriwayatkan hadits dari al barro' bin 'azib menjelaskan makna dari ayat ini, bahwasanya Rosulullah sholallahu 'alahi wa sallam bersabda :
الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِي الْقَبْرِ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَذَلِكَ قَوْلُهُ { يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ }
Seorang muslim apabila dia ditanya di alam kuburnya maka dia mempersaksikan bahwasanya tidak ada illah yang berhak disembah selain Allah subhanahu wa ta'ala dan bahwasanya Muhammad adalah Rosulullah, dan itu adalah makna firman Allah subhanahu wa ta'ala : { يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ }
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.
Jadi yang dimaksud dengan diakhirat dalam ayat diatas yakni dialam kubur. Tatkala seorang muslim telah berhasil menjawab pertanyaan malaikat tersebut maka akan dibentangkan baginya hamparan dari surga dan dibukakan baginya pintu menuju surga, dan datang kepadanya bau harum darinya. Kemudian akan dilapangkan kuburannya sepanjang mata memandang. Setelah itu akan datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya, bagus pakaiannya dan wangi baunya. Dia adalah amalan sholih yang telah dia kerjakan dalam kehidupan dunia.lalu seorang muslim tersebut akan mengatakan : wahai robbku, tegakkanlah hari kiamat sehingga aku akan kembali kepada keluargaku dan hartaku.
Adapun seorang yang kafir, tatkala dia tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat maka dikatakan kepadanya : bentangkanlah hamparan dari api neraka, dan bukakanlah pintu menuju neraka. Maka datang kepadanya panasnya api neraka dan racun-racunnya. Kemudian akan disempitkan kuburannya sehingga hancur tulang-tulangnya. Lalu datang kepadanya seorang yang jelek wajahnya, jelek pakaiannya dan busuk baunya. Dia adalah amalan jelek yang dia lakukan selama hidupnya didunia. Maka orang kafir itu mengatakan : wahai robbku janganlah engkau tegakkan hari kiamat.
Inilah hal yang pasti akan dialami oleh setiap orang, dimana dia tidak mungkin bisa untuk lari dari yang namanya kematian. Dan tatkala kematian talah menjemputnya maka dia pun tidak bisa mengelak dari yang namanya fitnah kubur. Oleh karena itu hendaknya kita mempersiapkan diri kita sebaik mungkin. Dan Rosulullah sholallahu 'alahi wa sallam juga telah mengingatkan tentang amalan yang kita perbuat sebagaimana dalam hadits berikut :
عن معاوية ، يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم ، يقول : « إنما الأعمال بخواتيمها ، كالوعاء إذا طاب أعلاه طاب أسفله ، وإذا خبث أعلاه خبث أسفله »
Dari mu'awiyah beliau berkata : aku mendengar Rosulullah sholallahu 'alahi wa sallam bersabda : hanyalah amalan-amalan tergantung dari akhirnya, sebagaimana bajana apabila baik bagian atasnya maka baik pula bagian bawahnya, dan apabila jelek bagian atasnya maka jelek pula bagian bawahnya. (HR. ibnu hibban dalam shohihnya)
Maka dari sini hendaknya kita selalu menjaga amalan yang kita lakukan, karena amalan itu tergantung dari akhirnya. Jika akhir amalan kita adalah amalan kejelekan maka akan jelek pula akibatnya. Dan apabila akhir dari amalan kita adalah amalan kebaikan maka akan baik pula akibatnya. Kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar menutup amalan kita dengan amalan kebaikan dan menghindarkan kita dari penutupan dengan amalan kejelekan. Wallahu a'lam bish showab.

penulis : abu ali al banyumasy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar