Senin, 19 Desember 2011

Penjelasan Masyayikh Yaman Seputar Pengepungan Dammaj

بسم الله الرحم الرحيم
 Segala puji hanya untuk Allah dan kami bersaksi bahwa tiada sesembahan yang hak melainkan Allah, hanyalah Dia saja tanpa ada suatu sekutu bagi-Nya. Dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, sholawat dan salam senantiasa tercurah atas beliau, keluarga, dan sahabat sahabat beliau.
Kemudian setelah itu..
Sungguh Allah telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :
 قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al A’raaf 128)


 وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh (QS. Al Anbiya 105)
 وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِهِمْ ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ
Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka: “Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami”. Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka: “Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu.  Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku (QS. Ibrohim 13-14)
 وَمَا لَنَا أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آذَيْتُمُونَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri”. (QS. Ibrohim 12)

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
 (Yaitu) orang-orang yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (QS. Ali Imron 173)
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali ‘Imran: 139)
 وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
Dan tatkala orang-orang mu`min melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan (QS. Al Ahzab 22)
 وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang (QS. Ash Shaaffaat 171-173)
Ayat ayat tersebut dan yang semakna dengannya terdapat janji Allah -dan janji Allah adalah benar-, Dia akan menguasakan bumi ini untuk hamba hamba-Nya yang sholih. Dan Allah memerintahkan mereka untuk bersabar, isti’anah (meminta pertolongan) dan tawakal kepada-Nya, percaya penuh terhadap-Nya, serta untuk berpegang teguh dengan kitab-Nya dan sunnah Rasul-Nya. Tatkala para salaf (pendahulu) kita yang sholih memahami kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya sesuai dengan apa yang diinginkan Allah, mengamalkannya, berdakwah kepadanya, dan bermu’amalah dengannya, maka mereka mendapatkan janji Allah berupa pertolongan, kekokohan di atas muka bumi, kemuliaan, dan ketinggian. Mereka melewati beberapa generasi di atas semua itu, kemudian menjalar di tengah tengah mereka hawa nafsu dan berbagai fitnah (konflik), hingga seolah fitnah menjadi bagian dari agama di mata mereka yang hatinya telah terkontaminasi olehnya, dengan dasar tersebut mereka memancangkan permusuhan atau persahabatan, meskipun semua itu berkonsekwensi pembunuhan jiwa yang haram, menumpahkan darah yang terjaga, merampas harta. Hingga merembet hal tersebut kepada terkoyaknya banyak dari kaum kaum muslimin, menyimpangkan mereka dari jalan yang lurus, merubah tauhid menjadi kesyirikan, kebenaran menjadi kebatilan, sunnah menjadi bid’ah, dan persaudaraan di atas keimanan menjadi kebencian dan permusuhan.
Pada saat demikian, akan muncul pada kaum muslimin kelemahan dan kerendahan, kekalahan demi kekalahan menimpa mereka. Musuh musuh Islam menguasai kebanyakan kepentingan kaum muslimin. Apa yang terjadi belakangan ini, diantaranya kuatnya pengaruh dari musuh terhadap sebagian muslimin dan sebagian mereka memerangi yang lain, adalah saksi yang sangat jelas dan bukti yang amat nyata tentang hal di atas.
Dan sungguh telah menimpa penduduk Yaman banyak hal yang telah disebutkan di depan lewat tangan orang orang yang mengaku ahli bait (keluarga nabi). Mereka menonjol dari selainnya dalam perkara perkara di atas, dengan celaan, caci makian, laknat, dan pengkafiran terhadap kebanyakan sahabat Rasulullah.
Sekarang ini mereka sedang berbuat banyak kejahatan, diantaranya adalah blockade mereka terhadap perkampungan Dammaj, dengan apa yang di dalamnya, ma’had Darul Hadits dan penghuninya dari bahan pangan, obat obatan, dan perawatan orang sakit. Telah kita ketahui bersama bahwa Islam mengharamkan untuk menahan makanan dan minuman dari hewan, orang yang melakukan hal itu terancam neraka. Dalam sebuah hadits mutawatir (banyak jalur periwayatan), Rasulullah bersabda : “Seorang wanita masuk neraka dengan sebab seekor kucing yang dia tahan hingga mati, tidak dia beri makan dan minum tidak pula dia lepaskan agar bisa mencari makan dari serangga serangga di muka bumi”. Maka bagaimanakah kiranya mereka yang menahan makanan untuk manusia? Bagaimanakah kiranya menahannya dari kaum muslimin yang di tengah tengah mereka ada anak anak kecil?. Tidak kita dapati orang yang mendahului mereka dengan kejahatan semacam ini kecuali orang musyrikin yang memblokade Rasulullah dan para sahabatnya di lembah Abu Tholib. Dan sungguh sebagian musyrikin menaruh belas kasihan pada mereka dan berusaha untuk merobek kertas ikrar mereka. Apakah ada diantara mereka (Syi’ah) yang mempunyai belas kasih walaupun dengan belas kasih orang musyrik? Wahai Allah, sungguh rahmat-Mu kami harapkan, maka janganlah Engkau bebankan diri kami pada kami sendiri walaupun sekejap mata, dan perbaikilah segala urusan kami, tiada sesembahan yang benar melainkan Engkau.
Dan segala puji bagi Allah yang telah menggagalkan usaha musyrikin, memberi jalan keluar untuk Rasul-Nya berserta orang yang bersamanya dari sahabatnya, dan  menyematkan pada kaum musyrikin kehinaan dan kerendahan serta adzab di dunia, dan sungguh adzab akhirat itu lebih keras dan kekal. Maka sungguh mereka (syi’ah) tidak aman dari sesuatu yang telah menimpa mereka (kaum musyrikin), Allah berfirman :
إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (QS. Al Fajr 14)
 أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merug.i (QS. Al A’raaf 99)
Dan Rasulullah telah bersabda : “Sesungguhnya Allah mengulur ulur waktu untuk orang zhalim hingga ketika mengadzabnya Dia tidak akan melepasnya”.
Dan kita menghibur saudara kita yang terzhalimi, terhalangi dari makanan dan kebutuhan kebutuhan yang bersifat darurat dengan firman Allah :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(QS. Al-Insyiroh: 5-6)
Dan dengan hadits dari Rasulullah : “Sesungguhnya ada pertolongan bersama dengan kesabaran, dan sungguh ada jalan keluar bersama dengan kesulitan”. Semoga Allah menambahkan kepada kalian rasa tawakal, kepercayaan, dan pengharapan pada Allah. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa kaum muslimin saling berkasih sayang dan tolong menolong di antara mereka, dan bahwa ahlus sunnah adalah orang yang paling besar kasih sayangnya terhadap orang lain, maka hendaknya kasih sayang mereka terhadap saudara saudara mereka di Dammaj lebih besar, semuanya seukuran kemampuannya, mengerahkan bantuan sesuai kadar kemampuan untuk menyingkirkan gangguan yang mereka derita dan melepaskan mereka dari kesusahan kesusahan mereka, tentunya setelah bantuan dari Allah.
Dan kami wasiatkan pada diri kami dan saudara saudara kami dengan taqwa pada Allah dalam kesendirian maupun bersama sama, dalam keadaan senang dan sempit, Allah berfirman dalam kitab-Nya :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS. ath Thalaq: 2-3).
 وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS. ath Thalaq: 4).
Kita mohon pada Allah untuk menganugerahkan kepada kita semua keikhlasan untuk-Nya dalam ucapan dan perbuatan, dan untuk menjauhkan kita dari penyimpangan dan ketergelinciran, dan melindungi dari kita dan semua muslimin dari semua kejelekan dan keburukan, dan untuk mengembalikan kaum muslimin kepadaNya dengan cara yang baik, dan menyatukan suara mereka di atas kebenaran dan petunjuk, sesungguhnya Dia mampu atas segala sesuatu, tiada daya upaya  dan kekuatan melainkan dengan bantuan-Nya, dan sholawat serta salam tercurah atas nabi kita Muhammad dan juga untuk keluarga dan para sahabatnya.

Muhammad bin ‘Abdullah al Imam
‘Abdul ‘Aziz bin Yahya al Bura’i
‘Abdullah bin ‘Utsman adz Dzammari
Muahammad bin Sholih ash Shumali
Tanggal : 20/12/1432

Diterjemahkan dari : http://www.olamayemen.net/Default_ar.aspx?ID=1901
Oleh : Abu Yahya
Murojaah : Al Ustadz Qomar ZA, Lc.
sumber : kilk disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar